Penyembuhan Sumbing, dan Pernikahan
Suatu hari, seorang penjahit muda bernama Umar membuka toko bertetanggaan dengan seorang wanita bernama Sri. Sejak itu segalanya berubah bagi mereka. Mereka menikah tidak sampai sebulan kemudian, dan Siri hamil pada tahun yang sama.
Saat kandungannya berusia lima bulan, seorang teknisi USG mengungkapkan bahwa "ada sesuatu yang berbeda pada bayi ini." Namun, ketika Sri dan Umar mendesaknya untuk memberi tahu apa yang salah, ia tidak mau mengatakannya. Kecemasan yang diakibatkan oleh hal itu mengganggu kebahagiaan perkawinan mereka.
Baru setelah mereka melihat Putri, anak perempuan mereka untuk pertama kali mereka tahu bahwa "sesuatu yang berbeda" itu adalah bibir dan langit-langit mulut sumbing. Seluruh keluarga menangis sampai seorang bidan memberi tahu mereka bahwa operasi sumbing memungkinkan untuk dilakukan. Kabar tersebut menghibur hati Umar, tetapi Sri tetap tidak terhibur hatinya.
Saat pulang ke rumah, tangis sang ibu dan anak perempuannya semakin menjadi-jadi. Sumbing yang diderita Putri membuat dia sangat sulit untuk disusui sehingga bayi itu terus-menerus lapar.
Ketegangan semakin bertambah ketika Sri memercayai takhayul pembawa sial di kalangan masyarakat setempat bahwa sumbing yang diderita Putri adalah akibat kegemaran Umar memancing. Namun, Umar memahami bahwa keyakinan sang istri muncul karena rasa takut dan tidak pernah kehilangan kesabaran atas istrinya.
Suatu hari, saudara perempuan Sri bertemu dengan orang tua dari seorang anak yang terlahir sumbing saat sedang mengantar anak-anaknya ke sekolah, dan mereka memberitahu dia tentang Smile Train. Segera setelah ia mengabari Sri, keluarga itu langsung pergi ke Hospital Social Responsibility RSPAD Gatot Soebroto, mitra Smile Train setempat, guna mendaftarkan Putri untuk menjalani operasi gratis yang ia butuhkan demi perbaikan bibir dan langit-langit mulutnya yang sumbing.
Ketika Putri selesai dioperasi, segenap keluarganya kembali menangis, tetapi kali ini adalah tangis kebahagiaan.
Operasi sumbing berdampak langsung pada masalah pemberian makan yang dialami Putri, dan sekarang dia bisa makan dengan mudah.
Pernikahan Sri dan Umar menjadi semakin kuat karena mereka tidak lagi tertekan mengkhawatirkan masa depan anak perempuan mereka.
Umar sekarang juga termotivasi untuk bekerja lebih keras demi memberikan masa depan yang lebih baik kepada Putri, yang dimungkinkan setelah operasi yang ia jalani.
Saat ini pasangan tersebut berharap agar Putri menerima pendidikan yang baik dan tumbuh menjadi seorang wanita yang sukses suatu hari nanti.